Mengasah Keingintahuan Anak di Lingkungan Pelabuhan
Setiap pagi atau sore, saya selalu menyempatkan waktu untuk mengajak anak saya berjalan-jalan di lingkungan sekitar rumah. Aktivitas sederhana ini ternyata menyimpan banyak cerita bermakna yang selalu saya nikmati. Anak saya, di usianya yang baru tiga tahun, memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar. Setiap kali kami keluar rumah, langkah kecilnya selalu diiringi oleh pertanyaan-pertanyaan penuh semangat yang sering kali membuat saya tersenyum.
Kami tinggal di lingkungan yang cukup unik, tak jauh dari sebuah pelabuhan. Lingkungan ini menawarkan pemandangan yang berbeda dari tempat tinggal pada umumnya. Kapal-kapal besar yang datang dan pergi di pelabuhan menjadi daya tarik utama, terutama bagi anak saya. Dalam setiap perjalanan kami, tak jarang kami berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan ini.
Kapal Besar dan Langit Biru yang Menenangkan
Kapal PELNI akan bersandar di pelabuhan |
“Bapak! Kapal! Itu kapal apa?” seru anak saya ketika melihat sebuah kapal besar bersandar. Langit biru yang membentang di atas pelabuhan menambah kesan magis setiap kali kami melihat kapal datang. Saya menjelaskan dengan sabar, “Itu kapal pelni, nak. Kapal itu membawa penumpang dan kendaraan dari satu tempat ke tempat lain.”
Mendengar penjelasan saya, anak saya mengulang dengan antusias, “Oooh, kapal pelni besar!” Meskipun pelafalannya masih belum sempurna, saya selalu merasa senang mendengar kegembiraannya. Kadang, jika petugas pelabuhan memperbolehkan, kami masuk ke area yang lebih dekat untuk melihat kapal dari jarak dekat. Di momen seperti itu, anak saya sering terpaku, matanya berbinar melihat kapal yang begitu besar, dengan burung camar terbang berputar-putar di atasnya.
Keajaiban di Sepanjang Jalan
Selain kapal, anak saya juga memiliki ketertarikan yang besar pada kendaraan, terutama mobil dan alat berat. Sepanjang perjalanan, ia tak henti-hentinya bertanya.
“Bapak, itu mobil apa?” tanyanya setiap kali melihat kendaraan melintas. Saya menjawab dengan sabar, “Itu mobil truk.”
“Mobil truk apa, Bapak?” lanjutnya.
“Mobil truk besar untuk membawa barang,” jawab saya lagi, sambil menjelaskan detail seperti warna atau fungsinya. Ia kemudian mengulang dengan pelafalan khas anak balita, “Oooh, truk besar warna biru!”
Ketika kami melewati proyek konstruksi di sekitar pelabuhan, kegembiraannya semakin menjadi. Alat berat seperti ekskavator dan buldozer menjadi favoritnya. “Bapak, itu apa?” tanyanya sambil menunjuk ke arah ekskavator yang sedang bekerja.
“Ekskavator itu alat untuk menggali tanah, nak. Lihat, bagian panjang itu lengan ekskavator, dan ujungnya itu namanya bucket,” jawab saya.
Dengan mata penuh rasa ingin tahu, ia berkata, “Oooh, ekskavator gali tanah.” Setiap penjelasan yang saya berikan tampaknya semakin menambah rasa ingin tahunya, dan saya merasa bahagia bisa menjadi “kamus berjalan” untuknya.
Langit Biru dan Kebersamaan yang Tak Tergantikan
Sepanjang perjalanan, langit biru yang membentang selalu menjadi latar sempurna bagi kebersamaan kami. Kadang, kami duduk di pinggir jalan, menikmati semilir angin yang membawa aroma khas laut dari pelabuhan. Saya sadar, momen-momen seperti ini tidak akan berlangsung selamanya. A ininak saya akan tumbuh besar, dan mungkin suatu hari nanti ia tidak lagi bertanya dengan antusias tentang kapal atau mobil yang ia lihat.
Namun, saya ingin memastikan bahwa ia memiliki kenangan indah tentang kebersamaan kami. Saya ingin menjadi ayah yang selalu hadir untuk menjawab rasa ingin tahunya, memberikan perhatian, dan menjadi bagian dari proses belajarnya tentang dunia di sekitarnya.
Menikmati Perjalanan Bersama Anak
Jalan-jalan sederhana bersama anak saya bukan hanya tentang mengisi waktu luang, tetapi juga tentang menciptakan kenangan dan mempererat hubungan ayah dan anak. Setiap pertanyaan yang ia ajukan, setiap langkah yang kami lalui bersama, adalah bagian dari perjalanan hidup yang saya syukuri.
Melihat dunia melalui matanya, saya belajar banyak hal. Dunia anak penuh dengan keajaiban, rasa ingin tahu, dan kebahagiaan atas hal-hal kecil. Saya merasa beruntung bisa menjadi bagian dari perjalanan ini, menikmati setiap detiknya di bawah langit biru yang indah.
Bagaimana dengan Anda? Apa pengalaman Anda saat jalan-jalan bersama anak? Apakah ada momen sederhana yang terasa begitu berarti? Bagikan cerita Anda di kolom komentar!
Keren pak, masyaallah! Anak yang punya ayah yang perhatian itu langka. Insyaallah jadi jalan untuk anaknya mudah berbakti ke ayahnya kelak
BalasHapusTerima kasih banyak atas doa dan komentar positifnya! Setuju sekali, perhatian seorang ayah itu sangat berharga. Semoga kita semua bisa menjadi Orang Tua yang baik dan teladan bagi anak-anak kita. Aamiin
Hapus